CARA-CARA MEMBUAT HERBARIUM

CARA-CARA MEMBUAT HERBARIUM

Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi specimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Fungsi herbarium secara umum antara lain :

1. Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas bergerak dalam konservasi alam.

2. Sebagai lembaga dokumentasi, merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain.

3. Sebagai pusat penyimpanan data; ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebgainya.

Material herbarium yang diambil harus memenuhi tujuan pembuatan herbarium, yakni untuk identifikasi dan dokumentasi. Dalam pekerjaan identifikasi tumbuhan diperlukan ranting, daun, kuncup, kadang-kadang bunga dalam satu kesatuan. Material herbarium yang lengkap mengandung ranting, daun muda dan tua, kuncup muda dan tua yang mekar, serta buah muda dan tua.

Material herbarium dengan bunga dan buah jauh lebih berharga biasanya disebut dengan herbarium fertile, sedang material herbarium tanpa bunga dan buah disebut herbarium steril. Untuk keperluan dokumentasi ilmiah dianjurkan agar dibuat material herbarium fertile dan untuk setiap nomor koleksi agar dibuat beberapa specimen sebagai duplikat (tiga specimen atau lebih per nomor koleksi) .

Ada dua cara yang memungkinkan dalam pembuatan herbarium di lokasi pengumpulan, yaitu cara basah dan kering. Cara basah, yaitu material herbarium yang telah dikoleksi dimasukan dalam lipatan kertas koran dan disiram dengan alkohol 75%. Sedangkan cara kering dapat dilakukan dengan dua proses, yaitu :

a.  Pengeringan langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal dipres didalam sasak, kemudian dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur. Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatjan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.

b. Pengeringan bertahap, yakni material herbarium terlebih dahulu dicelupkan didalam air mendidih sekitar 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan kedalam lipatan kertas koran. Selanjutnya di tumpuk dan dipres, dijemur dan dikeringkan diatas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksi dan diupayakan agar pengeringan merata.

 

A.  ALAT DAN BAHAN MEMBUAT HERBARIUM

a.   Alat untuk mengambil material herbarium: pisau, parang, kampak, gunting, stek. Galah berpisau, skop (untuk tema).

b.   Alat pembungkus material herbarium: kertas koran, karung plastik besar, kantong plastik berukuran 40x60 cm, tali plastik dan hekter, serta sasak kayu dari bambu ukuran 30 x 50 cm untuk pengepresan.

c.    Alat tulis: kertas label gantung (dari kertas manila ukuran 3 x 5 cm ), tally sheet, pensil, buku catatan dan alat tulis lainnya.

d.   Alkohol 96 % atau spritus (1 liter untuk ± 30 specimen)

e.    Alat pelengkap lainnya, kamera digital , pita ukur.

 

B.  LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT HERBARIUM

1.   Pengambilan specimen di lapangan

Specimen yang diambil sebaiknya dalam kondisi fertile, yaitu semua organ-organ tumbuhan terwakili mulai umbi, akar, batang, daun, buah dan bunga.  Apabila tidak memungkinkan cukup diwakili oleh batang, buah, dan bunga. Adapun langkah kerjanya sebagai berikut:

a.  Dipilih specimen yang masih segar dan sedang berbunga.

b. Untuk jenis rumput dan tumbuhan herba, tanah disekitar specimen digali umtuk memudahkan pengambilan specimen serta supaya akar-akarnya tidak patah.

c.  Beri label gantung dan rapikan material herbarium, kemudian dimasukkan kedalam lipatan kertas koran. Satu lipatan koran untuk satu specimen (contoh). Tidak dibenarkan menggabungkan beberapa specimen di dalam satu lipatan kertas.

d. Selanjutnya, lipatan kertas koran yang berisi material herbarium tersebut ditumpuk satu diatas yang lainnya. Tebal tumpukan disesuaikan dengan daya muat kantong plastik (40 x 60) yang akan digunakan.

e.  Tumpukan tersebut dimasukkan kedalam kantong plastik dan kemudian disiram dengan alkohol 96% atau spritus sampai seluruh bagian tumpukan tersiram secara merata, kemudian kantong plastik ditutup rapat dengan selotip atau hekter supaya alkohol atau spritus tidak menguap ke luar kantong.

f.   Catat ciri spesifik masing-masing jenis dan dikumpulkan pada buku catatan.

 

2.   Pengepresan

Pengepresan adalah proses pengaturan specimen pada alat pengepresan yang terdiri dari kertas koran, karton, sasak. Langkah kerjanya:

a.  Specimen yang telah terkumpul dikeluarkan dari kantong plastik dan lipatan koran.

b. Specimen kembali diatur diantara kertas koran

c.  Untuk specimen yang terlalu panjang, batang dipatahkan membentuk huruf N atau A.

d. Pada saat pengepresan, kondisi tumbuhan harus utuh, tidak diperbolehkan adanya bagian-bagian yang dikurangi.

e.  Atur posisi sebagian daun, sehingga daun tampak bagian permukaan atas dan bawah.

f.   Atur kertas-kertas koran yang telah berisi specimen tadi menjadi tumpukan sebanyak 10-15 specimen.

g.  Lapisi antar specimen tersebut menggunakan triplek dan ikat kuat-kuat.

 CARA-CARA MEMBUAT HERBARIUM PENGEPRESAN

 

3.   Pengeringan dan identifikasi

a.   Tumpukkan specimen yang telah disusun dalam sasak dijemur dibawah sinar matahari selama 3 hari atau dioven dengan suhu 800c selama 48 jam.

b.   Material yang sudah kering di identifikasi nama botaninya. Biasanya secara berturut-turut material tersebut termasuk suku apa, marga dan jenis apa (nama lokal ataupun nama ilmiah), lokasi tempat pengambilan, yanggal pengambilan, nama kolektor, ketinggian lokasi pengambilan.

c.    Hasil identifikasi ini dituliskan pada label identifikasi yang telah disiapkan. Dalam hal ini harus diperhatikan agar nomor koleksi yang ditulis pada label identifikasi sesuai dengan nomor koleksi pada label gantung.

 

4.   Pengawetan

 Material herbarium yang telah di identifikasi kemudian diawetkan dengan cara sebagai berikut:

a.  Material dicelupkan ke dalam larutan sublimat, yakni campuran alkohol 96% dan tepung sublimat dengan perbandingan 50 gram sublimat dalam 1 liter alkohol. Pada proses pengawetan ini dianjurkan agar menggunakan sarung tangan dan kain kasa penutup hidung untuk menghindari cairan dan uap sublimat.

b. Material yang sudah dicelup (sekitar 2 menit ) didalam larutan sublimat dimasukkan kedalam lipatan kertas koran, kemudian beberapa material ditumpuk menjadi satu dan ditaruh diantara 2 sasak, lalu diikat kencang.

c.  Sasak yang berisi material tersebut dimasukkan kedalam tungku pengeringan atau dijemur sampai material menjadi kering.

 

5.   Pengeplakan

a.  Material herbarium yang telah kering kemudian diplak atau ditempelkan pada kertas gambar/karton yang kaku dan telah disterilkan. Bersamaan dengan pengeplakan dilakukan pula pemasangan label identifikasi yang telah diisi. Dalam hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi salah pasang antara label identifikasi dengan nomor koleksi herbarium yang bersangkutan.

b. Material herbarium kering yang sudah diplak dan memiliki label identifikasi selanjutnya bisa disimpan diruangan herbarium.

Demikianlah cara membuat herbarium yang dapat Corner 23 bagikan, semoga ada manfaatnya bagi kita semua.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "CARA-CARA MEMBUAT HERBARIUM"

Posting Komentar