BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanggal 14 Februari dikenal dengan hari kasih sayang atau hari valentine. Di Indonesia, animo masyarakat indonesia cukup besar. Khususnya para remaja yang ingin merayakan bersama orang-orang yang mereka sayangi. Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang menolak merayakan hari valentine karena berbagai pendapat yang mereka yakini. Lantas seperti apa opini pro dan kontra dari masyarakat menanggapi perayaan hari valentine?
Bagi mereka yang merayakan hari valentine berpendapat bahwa tanggal 14 adalah hari kasih sayang. Seperti hari-hari besar lainnya yang harus dirayakan bersama orang tersayang. Tentu ini menjadi momen spesial yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Mereka setuju dengan pendapat bahwa ungkapan rasa kasih sayang harus diberikan setiap hari, tidak hanya pada hari valentine saja. Namun, tentu tanggal 14 Februari adalah moment spesial. Karena di hari itu, seluruh umat manusia bersama-sama mengungkapkan rasa sayang mereka kepada orang yang mereka sayangi. Apakah tidak spesial merayakan hari kasih sayang secara bersamaan dengan semua orang?
Berbeda dengan mereka yang merayakan hari kasih sayang, mereka yang menolak hari valentine berpendapat bahwa hari valentine merupakan ajang perusakan budaya dan moral masyarakat Indonesia. Menurut mereka, merayakan hari kasih sayang tidak saja pada 14 Februari namun setiap saat karena harus menyayangi orang tua, guru, keluarga, sahabat, lingkungan, binatang dll. Berbeda dengan hari valentine yang identik dengan para remaja yang memang mempunyai sifat meniru, terlepas yang ditiru itu baik atau buruk bagi mereka. Mereka hanya merayakan kasih sayang dengan kekasih mereka saja. Mereka yakin, pada dasarnya remaja belumlah mengetahui makna kasih sayang yang hakiki. Mereka hanya ikut-ikutan merayakan tanpa mengetahui sejarah hari valentine yang jauh dari budaya Indonesia. Sungguh disayangkan apabila para remaja Indonesia tidak bisa memfilter budaya-budaya luar yang tidak ada manfaatnya bahkan cenderung merusak moral.
B. Tema.
Bolehkah Remaja Muslim Merayakan Hari Valentine?.
C. Tujuan.
Tujuan dari diskusi ini yaitu memberikan penjelasan bagi peserta diskusi tentang boleh tidaknya seorang remaja muslim merayakan Hari Valentine.
D. Manfaat Diskusi.
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pengertian, dan boleh tidaknya seorang remaja muslim merayakan Hari Valentine.
BAB II
PELAKSANAAN DAN HASIL DISKUSI
A. Pelaksanaan.
1. Panelis
Moderator : Adi NP.
Notulis : Nuraidah
Anggota panelis : 1. Yayas H.
2. Hani Siti
3. Reni S.
4. Uun Kurniasih
2. Peserta.
Siswa Siswi Kelas IX-B MTs Negeri Kawali Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis.
B. Uraian Pelaksanaan Diskusi.
Moderator : Dari kajian pustaka yang kami sampaikan, barangkali ada dari peserta sekalian yang ingin menanggapi atau menambahkan?
Kelompok satu : Sebagai seorang remaja muslim, kita seharusnya untuk tidak ikut berpartisipasi merayakan hari Valentine, Karena perlu kita tahu bahwa perayaan Hari Valentine adalah pada dulunya untuk memperingati kejadian yang sangat bertentangan dengan agama Islam.
Kelompok dua : Kalau Valentine dilarang karena sejarahnya, lalu bagimana hukum kita yang yang merayakan dan berpartisipasi dalam acara Olimpiade? Bukankan acara Olimpiade dahulunya diselenggarakan untuk upacara keagamaan yaitu tepatnya upacara menyembah dewa?!
Menurut kami tidak penting atau membesar-besarkan masalah, yang terpenting bagi kita adalah untuk selalu mengambil hikmah positif dari semua kegiatan dan semua kejadian yang berlaku.
Kelompok empat : Kami setuju dengan pendapat kelompok dua, karena menurut kami kita tidak perlu bertentangan dengan kelompok orang yang merayakan Hari Valentine, dan kita juga tidak perlu bertentangan dengan kelompok yang anti merayakan Hari Valentine.
Bagi kita sebaiknya mengambil hikmah positif dari kejadian tersebut, misalnya apabila Hari Valentine dikaitkan aatu identik dengan hari kasih-sayang, maka akan lebih baik kita mengingatnya untuk kita selalu menambah kasih sayang kita kepada siapa saja, terutama kepada orang tua, teman, keluarga, bahkan kepada hewan dana alam semesta raya ini
Moderator : Setelah mendengarkan pendapat dari kelompok-kelompok yang lain yang telah menyampaikan pandanganya maka kami juga sependapat bahwa kita seharusnya lebih bijak dalam menghadapi segala masalah, misalnya dalam menghadapi polemik boleh tidaknya merayakan Hari Valentine, seharusnya kita lebih bijak dan dapat bersikap baik kepada semua pihak karena sesungguhnya tidak ada pihak yang menyuruh dan mengharuskan untuk kita merayakan Hari Valentin, demikian pula bahwa tidak ada pihak yang melarang merayakanya.
Kelompok dua : Kami setuju, kami merasa tidak perlu untuk mengucapkan selamat Hari Valentine, akan tetapi kami ingat bahwa kasih sayang harus dipupuk dengan baik agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Tanggal 14 Februari dikenal dengan hari kasih sayang atau hari valentine. Di Indonesia, animo masyarakat indonesia cukup besar. Khususnya para remaja yang ingin merayakan bersama orang-orang yang mereka sayangi. Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang menolak merayakan hari valentine karena berbagai pendapat yang mereka yakini.
Kalau Valentine dilarang karena sejarahnya, lalu bagimana hukum kita yang yang merayakan dan berpartisipasi dalam acara Olimpiade? Bukankan acara Olimpiade dahulunya diselenggarakan untuk upacara keagamaan yaitu tepatnya upacara menyembah dewa?!
Bagi kita sebaiknya mengambil hikmah positif dari kejadian tersebut, misalnya apabila Hari Valentine dikaitkan aatu identik dengan hari kasih-sayang, maka akan lebih baik kita mengingatnya untuk kita selalu menambah kasih sayang kita kepada siapa saja, terutama kepada orang tua, teman, keluarga, bahkan kepada hewan dana alam semesta raya ini
B. Saran
Diskusi adalah tempat mencari solusi, maka biasakanlah kita berdiskusi untuk menyelesaikan semua masalah yang kita hadapi.
Belum ada tanggapan untuk "Laporan Diskusi tentang Bolehkah Remaja Muslim Merayakan Hari Valentine"
Posting Komentar