Semua orang tentunya berharap perjalanan hidupnya akan berjalan seperti apa yang ia inginkan. Setelah berkeluarga, ia berharap mempunyai penghasilan yang mencukupi untuk menghidupi keluarganya, setelah punya anak berharap anak-anaknya akan mendapat penghidupan dan pendidikan yang layak dan baik.
Seorang kepala keluarga yang bertanggungjawab atas kebutuhan ekonomi keluarganya tentu berharap perjalanan tugasnya memenuhi kebutuhan anggota keluarganya itu akan berjalan mulus tanpa rintangan yang berarti. Sangat beruntung apabila ia bernasib menjadi seorang PNS yang sudah pasti naik golongan dan naik gaji secara berkala walau kadangkala untuk mendapatkan itu harus berani mengeluarkan biaya untuk pelicin (ro-si). Bersyukurlah para PNS karena semua orang sudah tahu walaupun kinerja tak meningkat, walaupun pada satu ketika kita dilanda kejenuhan menjalankan tugas-tugas kita, walaupun sesungguhnya jabatan yang kita ampu tidak sesuai dengan kemampuan kita, dan walaupun sesungguhnya kita sendiri sadar bahwa kita tidak layak untuk mendapat jabatan itu. Bersuyukurlah karena kita akan tetap mendapat gaji. Bahkan walau sesungguhnya kita tidak layak, kita akan tetap mendapat gaji pensiunan sampai kita mati. Ironis……
Ironis karena sistem seperti itu sesungguhnya tidak cocok diterapkan di negara ini yang tingkat pengangguranya sangat tinggi.
Yang kita bicarakan dalam hal masalah yang sesuai dengan judul Asuransi adalah Ban Serep adalah membicarakan nasib seorang kepala keluarga yang bukan PNS atau wiraswasta tepatnya, golongan ini adalah golongan yang mendapat penghasilan apabila dia melakukan pekerjaanya. Walaupun seandainya dia melakukan kontrak dengan tempatnya ia bekerja tatap saja pada satu ketika ia sudah tidak dapat melakukan pekerjaanya maka ia akan digeser oleh orang lain.
Seorang wiraswastawan atau pegawai swasta sama juga punya target hidup, ia berharap dengan penghasilanya dapat memenuhi semua kebutuhan anggota keluarganya, dapat menyisihkan sebagain penghasilanya untuk bekal kehidupan di usia tuanya setelah ia tidak lagi produktif, dan satu hal yang pasti ingin dipenuhi oleh semua orang adalah ia ingin dapat memenuhi kebutuhan biaya pendidikan anak-anaknya sampai cita-cita mereka tercapai, dan pada akhirnya ia berharap dapat mempunyai sesuatu yang ingin ia wariskan kepada keluarganya apabila pada satu saat ia meninggal dunia.
Namaun dalam kenyataanya perjalanan hidup manusia tidaklah selalu mulus seperti apa yang ia harapkan. Pasti ada kendala, pasti ada halangan dan rintangan dalam perjalanan setiap orang. Satu resiko yang pasti adalah karena kita adalah mahluk hidup maka satu waktu kita pasti akan mati.
100 % manusia beresiko untuk mati, dan kematian adalah satu peristiwa yang akan dialami setiap orang dan satu kepastian yang lain adalah bahwa kematian datang tanpa berita dan tidak bisa direncanakan atau di prediksi. Hanya yang pasti kita semua kan mati.
Resiko yang lain yang akan dialami oleh para penanggungjawab keluarga adalah mengalami kecelakaan dan mengidap penyakit kronis sehingga dengan kecelakaan dan penyakitnya ini para penangungjawab keluarga tidak dapat/ mampu lagi menjalankan tugasnya untuk mencukupi atau memenuhi kebutuhan anggota kluarganya.
Kalau kita ibaratkan kehidupan berkeluarga adalah perjalanan sebuah mobil dan kepala keluarga diibaratkan rodanya, maka resiko yang dialami adalah ibaratnya banya pecah, dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi pada perjalanan mobil tersebut, tentu saja akan berhenti dan tidak bisa melanjutkan perjalananya. Dalam keadaan seperti itu yang kita perlukan adalah adanya ban serep. Dengan adanya ban serep kita pasti akan bisa meneruskan perjalanan kita.
Dalam kehidupan nyata apabila kita mengalami rintangan berhentinya perjalanan karena kepala keluarga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan anggota keluarganya yang kita butuhkan adalah asuransi.
Asuransi sesungguhnya diperuntukan untuk menggantikan fungsi kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarganya apabila menghadapi masalah. Baik kematian ataupun resiko yang lainya.
Dalam hal ini yang harus kita ketahui dan pahami adalah bahwa asuransi bukan tabungan atau investasi. Dan sebaiknya yang diasuransikan adalah orang yang bertanggungjawab atas keluarga tesebut.
Secara kasar asuransi jiwa dapat diartikan sebagai ikatan kerjasama antara seseorang dengan lembaga asuransi dimana peserta asuransi membayar premi kepada lembaga asuransi dengan tujuan agar lembaga asuransi menanggung kewajiaban finansialnya apabila suatu ketika ia meninggal.
Asuransi bukanlah tabungan atau investasi, asuransi tidak berarti apabila kita membayar premi seratus ribu rupiah perbulan setelah sepuluh tahun kita membayar akan mendapat sebesar duabelas juta rupiah, atau ditambah labanya.
Untuk membahas masalah ini kita merujuk satu contoh kepada satu produk asuransi syariah yang ada di masyarakat; Produk asuransi ini salah-satunya menawarkan asurasi jiwa. Artinya dengan kita ikut serta dalam asuransi ini, kita setuju untuk membayar premi setiap bulanya dan keuntunganya adalah apabila kita suatu saat kita meninggal, ahli waris kita akan mendapat manfaat pembayaran dana dari asuransi tersebut dengan nominal yang sudah ditentukan. Contohnya seorang Bapak berusia 40 tahun, ia mengikuti asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, dan asuransi penyakit kronis, si Bapak tersebut bersedia membayar premi sebesar tigaratus ribu rupiah setiap bulanya, maka pihak asuransi akan membayar ahli waris si Bapak tersebut apabila si Bapak tersebut meninggal ahli warisnya akan mendapat sebesar seratus juta rupiah, apabila si Bapak tersebut mengidap diantara 100 jenis penyakit kronis (jenis penyakitnya sudah ditentukan pihak asuransi) maka ia kan mendapat pengganti sebesar seratus juta rupiah, atau apabila ia mengalami kecelakaanpun maka ia akan mendapat pengganti dari asuransi tersebut.
Dari pembahasan di atas, Corner 23 berpendapat adalah bahwa bagi wiraswastawan, adalah memerlukan asuransi, asuransi adalah ibaratnya ban serep untuk kita apabila pada satu saat nanti kita mengalami sesuatu yang tidak kita harapkan. Apabila kita mengasuransikan jiwa kita insyaAllah ahli waris kita tidak akan terlantar apabila sesuatu yang tidak diharapkan menimpa diri kita.
Jangan khawatir tentang status hukumnya, karena sekarang banyak produk asuransi yang syari’ah, yang staus hukumnya pasti halal dan uang premi kitapun meraka kelola pada lembaga/ perusahaan yang halal.
Belum ada tanggapan untuk "Asuransi Adalah Ban Serep"
Posting Komentar