Curug adalah kata dalam Bahasa Sunda yang berarti air terjun, dan tujuh adalah hitungan ke tujuh menurut hitungan Bahasa Sunda. Disebut Curug Tujuh karena di kawasan tersebut terdapat tujuh air terjun. Curug Tujuh atau dikenal juga dengan sebutan Curug Cibolang adalah merupakan salah-satu tujuan wisata alam yang berada di Dusun Nanggela Desa Sandingtaman Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat, berjarak kurang lebih 35 km dari Kota Ciamis atau sekitar 5 km dari Terminal Panjalu. Berada pada ketinggian 800-900 di atas permukaan laut.
Luas Kawasan Curug Tujuh sekitar 40 ha berada dalam kawasan hutan RPH Panjalu BKPH Ciamis. Curug-curug ini diapit oleh Bukit Ciparang dan Bukit Cibolang yang masih merupakan bagian dari Gunung Sawal.
Sumber air Curug Tujuh berasal dari aliran Sungai Cimantaja yang mata airnya berada di Gunung Sawal. Kelebihan dari mata air Cimantaja ini adalah airnya mengandung belerang dan terus mengalir sepanjang tahun. Cimantaja merupakan singkatan dalam Bahasa Sunda “Cimata Raja” yang berarti “Air Mata Raja”. Pemberian nama Cimantaja sendiri dihubungkan dengan sebuah mitos masyarakat setempat yang melatarbelakangi terbentuknya mata air Cimantaja.
Mitos ini terjadi pada dahulu kala yang konon pada waktu itu kawasan Panjalu dan sekitarnya masih merupakan satu bagian dari sebuah kerajaan, menurut mitos ini pada waktu itu kawasan Panjalu dan sekitarnya dilanda bencana kemarau yang berkepanjangan yang menyebabkan masyarakatnya menderita musim paceklik, kelaparan melanda rakyat karena mereka tidak bisa bercocok tanam. Bencana yang berkepanjangan ini menggugah hati Sang Raja yang berkuasa di Panjalu dan sekitarnya ini untuk melakukan ritual pertapaan di Gunung Sawal. Namun walaupun telah lama bertapa, bencana kemarau masih terus melanda, hujan yang diharapkanpun tak kunjung turun menyirami bumi Panjalu yang kerontang. Rakyat semakin menderita sehingga menyebabkan Sang Raja semakin sedih melihat keadaan rakyatnya, karena sedihnya, di pertapaanya itu Sang Raja menangis, menangis dan terus menangis sehingga dengan tetesan air matanya itu akhirnya terbentuk aliran sungai yang mengalir sampai ke kaki Gunung Sawal yang akhirnya air mata raja tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka baik untuk kebutuhan minum dan memasak maupun kebutuhan mereka untuk mangairi sawah-sawah dan ladang dimana mereka bercocok tanam.
Curug Tujuh sendiri masih berhubungan erat dengan mitos tersebut di atas karena memang keberadaan tujuh curug tersebut masih berada dekat dari sumber mata air Cimantaja.
Sesuai dengan namanya di kawasan Wana Wisata Curug Tujuh terdapat tujuh buah air terjun yang kesemuanya dapat dicapai dengan berjalan kaki. Untuk menikmati keindahan dan keasrian ke tujuh air terjun yang berada di kawasan Curug Tujuh ini kita harus mengitari bukit kemudian mendaki hingga ke puncak bukit dan kembali lagi ke kaki bukit. Bila kita menelusuri curug-curug ini dan dimulai dari curug satu kita akan mengurutkanya sebagai berikut :
1. Curug Satu; air terjun curug satu merupakan air terjun teringgi dan terlebar yakni berukuran tinggi sekitar 120 meter dan lebarnya 15 – 20 meter dengan dinding bebatuan. Dan di bawah Curug Satu ini adalah Curug Dua.
2. Curug Dua; Curug Dua ini berada tepat di bawah Curug Satu.
3. Curug Empat; menelusuri jalan setapak dengan rute mendaki dari Curug Satu kita akan sampai di Curug Empat, disebut juga Curug Cibolang mempunyai ketinggian 30 – 50 meter dan lebarnya sekitar 5 meter, kelebihan yang lain dari Curug Empat adalah air terjunya bertingkat.
4. Curug Lima; disebut juga Curug Cimantaja posisinya tepat berada di bawah Curug Empat.
5. Curug Tiga; Mendaki sedikit dari Curug Empat, Fosturnya hampir sama dengan Curug Empat hanya di Curug Tiga ini dihiasi lebih banyak bebatuan dan rindangnya pepohonan.
6. Curug Enam; atau Curug Cileutik, memiliki ketinggian sekitar 30 meter dan menyerupai dengan hurup S.
7. Curug Tujuh; turun ke bawah dari Curug Enam kita akan menemui Curug Tujuh yang dinamai juga Curug Cibuluh. Di Curug Tujuh ini kita akan menemui juga sebuah kolam kecil yang berbentuk setengah lingkaran dengan airnya yang berwarna kehijauan.
Tak jauh dari Curug Enam dan Curug Tujuh ini terdapat lokasi wisata Batu Kereta Api. Disebut demikian karena memang bentuk batunya yang besar-besar menyerupai gerbong kereta dan berjejer sebanyak 12 buah.
Walau medan yang dilalui cukup banyak rintangan karena jalan yang akan dilalui untuk menghubungkan satu air terjun ke air terjun yang lainya belum semuanya di benahi dan di buat permanen atau di lapisi semen, tapi semuanya itu akan terbayar oleh keindahan alam, keindahan air-air terjun, jernihnya air yang masih belum terjamah polusi, segarnya udara untuk bernafas di rindangnya hutan finus, kenyamanan udara pegunungan dengan suhu berkisar 17 – 18 derajat celsius, kita juga akan dimanjakan oleh nuansa alam yang asli dengan aneka ragam floranya.
Fasilitas-fasilitas untuk para pengunjung wana wisata Curug Tujuh ini disediakan juga papan petunjuk, pos jaga, tempat parkir, MCK, bangku, pusat informasi, tempat sampah, jalan setapak, mushola, bumi perkemahan seluas kurang lebih 2 ha, shelter dan areal api unggun.
Belum ada tanggapan untuk "Curug Tujuh Panjalu"
Posting Komentar