MITOS-MITOS BATU SUSUN DI BLOK ROMPE DESA SUKARAHARJA CIAMIS



Banyak mitos yang beredar berkenaan dengan lokasi batu susun ini baik berkenaan dengan asal –usul batu susun ini sendiri maupun yang berhubungan dengan lokasi batu susun berada. Ada beberapa mitos yang beredar seperti asal mula keberadaan batu susun, berdasarkan cerita turun temurun yang beredar dari mulut ke mulut masyarakat sekitar, masyarakat disini ada yang mempercayai konon batu susun ini sudah ada sejak jaman kerajaan pajajaran. Konon katanya batu-batu yang tersusun ini adalah barang-barang hantaran raden Panji Boma yang di bawa untuk melamar Putri Anjung yang berada di situs Anjung di Salamaya. Namun sayang niat sang raden untuk melamar poada waktu tidak kesampaian karena adanya panggilan-panggilan yang berupa godaan di sekitar Pasir Cingacung yang membuat sang raden terjatuh di pasir nyungcung dan tidak dapat melanjutkan perjalanan, maka pupuslah harapan Raden Panji Boma untuk mempersunting Putri Anjung sedangkan barang-barang bawaanya teronggok di sekitaran Pangangonan dan itulah sebabnya saat ini ada yang menyebut bahwa batu susun ini adalah batu ranjang, atau batu lemari karena konon kalau waktunya pas kita akan melihat batu-batu yang berbentuk perabotan-perabotan rumah tangga seperti lemari, ranjang, kursi dan lain sebagainya. Mengenai kebenaran cierita ini hanya tuhanlah yang tahu, sedangkan kalau kita ingin menyelusurinyapun kita belum tahu harus kemana karena referensi untuk hal ini belum menunjang.

Mitos yang lain yang berkaitan dengan batu susun di blok rompe desa sukaraharja yang lainya adalah berkenaan dengan Pohon Dahu yang tumbuh di atas batu susun. Seperti yang dapat kita lihat bahwa di atas susunan batu batu adanya tumbuh satu pohon yang menurut warga setempat adalah Pohon Dahu. Pohon Dahu yang ditempat lain ada yang menyebutnya Pohon Rau atau Pohon Rao Pohon ini dikenal pula dengan nama sengkuang (Kalimantan), dan basuong (Papua). Pohon ini dapat tumbuh pada drainase tanah yang baik sampai yang buruk, sekalipun terutama di tanah aluvial dan areal rawa. Perbanyakan tanaman ini biasanya melalui biji. Di dataran tinggi pohon ini bisa setinggi 55 meter. Kayu pohon Dahu termasuk kayu perdagangan. Pohon ini dapat pula ditanam sebagai ornamen di kiri-kanan jalan. Buahnya sebesar kelengkeng, bahkan bisa pula sebesar bola pingpong. Buahnya berasa manis bila sudah matang dan dapat dimakan atau dikonsumsi.

Berkenaan dengan Pohon Dahu yang tumbuh di atas Batu Susun menurut penuturan warga setempat adalah bahwa pohon tersebut sudah tumbuh berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, namun ada keanehan pada Pohon Dahu ini karena semenjak dahulu hingga saat ini pohon Dahu tersebut belum pernah berbunga apalagi berbuah. Mitos yang berkembang berkaitan dengan Pohon Dahu yang tumbuh di atas batu susun adalah bahwa pohon ini bagi sebagaian penduduk sering dijadikan gambaran akan hasil panen padi pada areal sawah yang berada di sekitaran batu susun, mereka mengatakan bahwa apabila pohon di Pohon Dahu yang ada di atas Batu Susun Rindang dan subur, maka hasil pertanian merekapun akan bagus atau melimpah. Dan sebaliknya apabila dedaunan di Pohon Dahu yang ada di atas Batu Susun berguguran atau Pohon Dahunya gundul, maka hasil pertanian merekapun akan kurang memuaskan. Tapi sekali lagi perlu kami sampaikan bahwa semua ini hanya mitos yang berkembang di masyarakat sekitar, sedangkan kenyataanya bahwa keyakinan kita adalah bahwa hasil panen kita penentunya adalah irodah Alloh SWT yang bersifat berkehendak untuk menciptakan apapun baik keberhasilan ataupun kegagalan hasil panen.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "MITOS-MITOS BATU SUSUN DI BLOK ROMPE DESA SUKARAHARJA CIAMIS"

Posting Komentar