DEVISOFIAH.com, Contoh Makalah Jaringan Pengangkut pada Tumbuhan - Bagi yang ingin membuat makalah tentang jaringan pengangkut pada tumbuhan, kali ini kami akan memberikan contoh makalahnya.
Meskipun makalah ini cukup lengkap dari awal hingga akhir, Anda tidak bisa menyadurkan mentah-mentah. Karena makalah ini jauh dari sempurna, dan ini hanya bisa dijadikan referensi saja.
Sehingga Anda bisa memanfaatkannya sesuai kebutuhan Anda. Selamat belajar!
Setelah memanjatkan puji dan syukur ke-Hadirat Alloh SWT, Penyusun berdo’a semoga sholawat dan sallam senantiasa Allah SWT curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan sahabatnya.
Selanjutnya, Penyusun juga bersyukur atas tersusunnya makalah ini, yang telah selesai sesuai dengan keinginan dan harapan Penyusun.
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi salah-satu tugas mata pelajaran, tetapi Penyusun juga gunakan sebagai sarana pembelajaran bagi Penyusun untuk membiasakan diri dalam membuat dan menyusun sebuah karya tulis ilmiah.
Banyak rintangan dan kesulitan yang penulis hadapi ketika menyusun makalah ini, namun atas berkat bantuan dari banyak pihak, Penyusun akhirnya dapat melewati dan menyelesaikan masalah ketika penyusunan makalah ini. Oleh karena itu Penyusun ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu Penyusun dalam menyusun makalah ini.
Tak salah apabila ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa “tak ada gading yang tak retak”, demikain pula makalah ini adanya. Banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari segi isi maupun cara penyajianya, dari hal tersebut, Penyusun menerima saran dan kritik demi kebaikan Penyusun, dan semoga Makalah ini dapat dimanfaatkan sebagimana mestinya.
Kawali, Oktober 2016
Penyusun
Meskipun makalah ini cukup lengkap dari awal hingga akhir, Anda tidak bisa menyadurkan mentah-mentah. Karena makalah ini jauh dari sempurna, dan ini hanya bisa dijadikan referensi saja.
Sehingga Anda bisa memanfaatkannya sesuai kebutuhan Anda. Selamat belajar!
---------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR
Setelah memanjatkan puji dan syukur ke-Hadirat Alloh SWT, Penyusun berdo’a semoga sholawat dan sallam senantiasa Allah SWT curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan sahabatnya.
Selanjutnya, Penyusun juga bersyukur atas tersusunnya makalah ini, yang telah selesai sesuai dengan keinginan dan harapan Penyusun.
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi salah-satu tugas mata pelajaran, tetapi Penyusun juga gunakan sebagai sarana pembelajaran bagi Penyusun untuk membiasakan diri dalam membuat dan menyusun sebuah karya tulis ilmiah.
Banyak rintangan dan kesulitan yang penulis hadapi ketika menyusun makalah ini, namun atas berkat bantuan dari banyak pihak, Penyusun akhirnya dapat melewati dan menyelesaikan masalah ketika penyusunan makalah ini. Oleh karena itu Penyusun ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu Penyusun dalam menyusun makalah ini.
Tak salah apabila ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa “tak ada gading yang tak retak”, demikain pula makalah ini adanya. Banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari segi isi maupun cara penyajianya, dari hal tersebut, Penyusun menerima saran dan kritik demi kebaikan Penyusun, dan semoga Makalah ini dapat dimanfaatkan sebagimana mestinya.
Kawali, Oktober 2016
Penyusun
-------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………….…………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………..…………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………… 2
1.3 Tujuan ……………………………..……………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………..…………………….. 3
2.1 Pengertian Jaringan Pengangkut ………………………… 3
2.2 Bagian-bagian Jaringan Pengangkut pada Tumbuhan Tingkat Tinggi …………………………………………… 4
2.3 Sistem dan Tipe Jaringan Pengangkut …………………… 11
2.4 Cara Terbentuknya Jaringan Pengangkut ……………….. 14
BAB III PENUTUP ……………………………………..………………. 15
3.1 Simpulan ……………………….………………………… 15
3.2 Saran ……………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apakah kamu sekalian tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Tubuh tumbuhayang ada di bumi tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu terdapat pada tempat tertentu dan membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antar seldan membentuk suatu kesatuan.
Berdasarkan tahap perkembangannya jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah jaringan pengangkut.Seperti yang kita ketahui bersama bahwa jaringan pengangkut pada tumbuhan terbagi manjadi dua, yaitu xilem dan floem.Xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis adalah bagian-bagian dari jaringan pengangkut yang terdapat pada tumbuhan.
Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang kedudukan atau letaknya membentang menurut arah pengangkutan.Kedudukan atau letak yang demikian tampak bagaikan untaian atau rangkaian sel, seakan-akan adanya pembuluh-pembuluh di dalam organ tumbuhan.Jadi, terwujudnya suatu sistem jaringan ini merupakan gabungan dari berbagai pembuluh. Pipa-pipa atau sistem jaringan tersebut ada yang telah sempurna dan ada pula yang belum sempurna, ada yang bersifat primer dan ada pula yang bersifat sekunder.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penyusun akan mencoba membahas mengenai Jaringan pengangkut pada tumbuhan. Baik mengenai pengertian, tipe jaringan pengangkut maupun tentang cara terbentuknya jaringan pengangkut dan lain-lain, agar kita lebih mengetahui dan memahami mengenai jaringan pengangkut ini maka makalah ini di buat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian jaringan pengangkut?
a. Apakah yang dimaksud dengan xilem?
b. Apakah yang dimaksud dengan floem?
2. Bagaimanakah sistem dan tipe jaringan pengangkut?
3. Bagaimanakah cara terbentuknya jaringan pengangkut?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian jaringan pengangkut.
a. Memahami pengertian dari xilem.
b. Memahami pengertian dari floem.
2. Memahami sistem dan tipe jaringan pengangkut.
3. Memahami cara terbentuknya jaringan pengangkut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut merupakan jaringan yang khusus, yang kegunaannya bagi tumbuh-tumbuhan sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral (za-zat hara dan air) yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lain untuk hidup dan berkembang. Jaringan pengangkut atau “vascular tissue” umumnya hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi, karena pada tumbuhan tingkat ini pengangkutan air dan zat-zat makanan cukup dilangsungkan dari sel ke sel.
Ada dua jaringan pada jaringan pengangkut, yaitu jaringan Xilem dan jaringan floem. Jaringan Xilem menggunakan jaringan pengangkut air sedangkan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organik (bahan-bahan makanan).
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk jaringan pengangkut (jaringan vaskuler).Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkut disebut tumbuhan vaskular, termasuk didalamnya Pteridophyta dan Spermatophyta. Dari kedua bagian jaringan pengangkut itu, xilem mempunyai struktur yang lebih tegar sehingga dapat utuh sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi bagi tumbuhan jenis vaskular.
Jaringan pengangkut atau jaringan vaskuler juga merupakan jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai daun, serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan.
Gambar Jaringan Pengangkut pada Tumbuhan
2.2 Bagian-bagian Jaringan Pengangkut pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
Jaringan angkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari Xilem dan floem. Pada Xilem terdapat unsur-unsur Xilem yang berupa trakeid, trakeida dan unsur-unsur lain seperti serabut dan parenkim. Xilem memiliki fungsi utama untuk mengangkut air dan zat hara dari dalam tanah. Sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian yang membutuhkan (Nugroho, 2006).
A. Xilem
Gambar Xilem
Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup.Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolisme.
Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat pembentukan prokambium. Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan xilem primer. Bila tumbuhan ini setelah pertumbuhan primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai hasil aktivitas kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem sekunder. Meskipun xilem primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan berbaur pada pertumbuhan selanjutnya.
Bila xilem primer diamati secara seksama akan ditemukan perbedaan perkembangan dan struktur xilem yang dibentuk pertama kali (protoxilem) dengan xilem yang dibentuk kemudian (metaxilem). Protoxilem menduduki tempat yang khas dalam struktur jaringan pengangkut primer.Pada tumbuhan tingkat tinggi, protoxilem batang letaknya paling dekat dengan empulur (di tengah, disebut xilem endarch) sedang di akar letaknya di sebelah luar metaxilem (disebut xilem exarch).
Fungsi Xilem adalah melangsungkan pengangkutan air dan zat-zat mineral (hara) dari bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan). Jaringan Xilem terdapat pada bagian kayu tanaman. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
a. Trakeid dan Trakea
Telah menjadi anggapan umum bahwa trakeid merupakan unsur xilem yang lebih primitif dibanding trakea karena tumbuhan anggota Pteridophyta, Gymnospermae dan Spermatophyta fosil hanya mempunyai trakeid.Trakea dianggap berasal dari trakeid.Keduanya dalam keadaan dewasa berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder terdiri dari lignin dan tidak mengandung kloroplas.
Perbedaan pokok antara keduanya adalah bahwa pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang) sedangkan pada trakea ujung-ujungnya penuh lubang-lubang. Transpor air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung antara sel yang satu dengan sel lain secara bebas lewar perforasi, sedangkan dalam trakeid peristiwa itu berlangsung lewat noktah antara sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian sehingga merupakan deretan memanjang (ujung bertemu ujung) dan perforasi pada ujung sel itu sangat sempurna atau bahkan dinding selnya hilang sehingga membentuk pipa panjang.Setelah terbentuk pipa ini, dinding yang tidak mengalami perfoasi mengadakan penebalan sekunder. Bentuk penebalan tersebut dapat seperti cincin, spiral atau jala. Tidak selalu ketiga bentuk itu dapat dijumpai pada tumbuhan yang sama.
Transportasi air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung antara sel yang satu dengan sel yang lain secara bebas lewat perforasi, sedang dalam trakeid peristiwa itu berlangsung lewat noktah antara sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian sehingga merupakan deretan memanjang (ujung bertemu ujung) dan perofasi pada ujung sel itu sangat sempurna atau bahkan dinding selnya hilang sehingga membentuk pipa panjang. Setelah terbentuk pipa ini, dinding yang tidak mengalami perofasi mengadakan penebalan sekunder.
b. Serabut Xilem
Serabut pada xilem tersususun dari sel-sel yang mempunyai dinding lebih tebal.Kita mengenal adanya serat trakeid dan serat libriform. Serat trakeid mempunyai noktah-noktah terlindung, noktah ini apabila dibandingkan dengan noktah-noktah trakeid berupa noktah terlindung yang lebih tereduksi, sedangkan serat libiform mempunyai noktah-noktaf yang sederhana dan berfungsi sebagai jaringan mekanik di dalam kayu (Sutrian, 2004). Serat-serat tersebut diatas fungsinya adalah sebagai jaringan mekanik di dalam kayu. Adapun sel-selnya merupakan sel-sel yang telah mati.
c. Parenkim Xilem
Sel-sel parenkim merupakan komponen umum dari xilem pada kebanyakan tanaman. Sel-sel parenkim xilem bisa berdinding tipis atau berdinding tebal, sedangkan kayu sekunder sering kali berdinding lignin yang tebal. Parenkim kayu berfungsi sebagai cadangan makanan dan mungkin juga berhubungan dengan konduksi, baik langsung atau tidak langsung (Suwasono, 1989).
Seperti halnya parenkim di tempat lain, sel-sel ini merupakan sel hidup, terdapat baik pada xilem primer maupun sekunder. Pada xilem sekunder, parenkim itu berasal dari kambium yang berbentuk fusiform atau bentuk sel jari-jari, sehingga diperoleh sel-sel yang sumbu panjangnya mengikuti arah jari-jari organ.Sel-sel parenkim ini mengandung berbagai senyawa umumnya tepung atau lipid, karena parenkim berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan. Dalam Xilem sekunder kita dapat mendapatkan “wood parenchym” dan “ray parenchym”
- Wood parenchym yaitu parenkim kayu, sel-selnya dibentuk oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trachea, yang sering mempunyai penebalan-penebalan sekunder pada dindingnya.
- Ray parenchym yaitu parenkim jari-jari empulur, sel-selnya berbentuk macam-macam, walaupun demikian pada umumnya mempunyai dua bentuk dasar, yaitu:
a. Yang bersumbu panjang kea rah radial.
b. Yang bersumbu panjang ke arah vertikal.
B. Floem
Gambar Floem
Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis dan mendistribusikannya dari daun ke bagian lain tanaman. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel, baik sel hidup maupun mati. Unsur- unsur pada floem meliputi unsure tapis, sel pengiring, sel albumin, serat-serat floem dan parenkim floem (Nugroho, 2006).
Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu pembuluh, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar getah.Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik (asimilat) yang terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan hormon.
Floem mempunyai fungsi utama yaitu menyalurkan bahan makanan jadi baik protein maupun karbohidrat. Unsur tapis mempunyai kaitan dengan penyaluran ini (Suwasono, 1989). Serta Floem primer, sama dengan Xilem primer berasal dari prokambium. Floem primer terdiri dari protofloem dan metafloem. Floem juga dapat dibedakan menjadi floem primer dan floem sekunder (Sumardi, 1993)
Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama. Meskipun pada mulanya jaringan-jaringan floem letaknya terpisah, tetapi pada perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling beranastomisis (membentuk anyaman).
Jaringan Floem terdapat pada bagian kulit kayu. Jaringan Floem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
a. Pembuluh
Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang merupakan sel tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang lapisan terletak di samping atau ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae, berupa jaringan sel-sel memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung sel.
Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding selnya, serta terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus.Bidang tapisan itu merupakan sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan dan dihubungkan oleh benang-benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang tapisan itu (semacam plasmodesma pada saluran noktah).Lubang-lubang tapisan itu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer glukose, sehingga lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya membesar) bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.
Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda tergantung pada jenis tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga bervariasi, umumnya yang besar terdapat di ujung sel.
Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah dijumpai penebalan lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan hilangnya nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi. Pada awalnya sel pembuluh itu serupa sel prokambium yang lain, mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas. Kemudian inti itu mengalami disintegrasi ke dalam plasma dan plasma itu sendiri kemudian membentuk benang-benang memanjang sejajar sumbuh sel dan bersambungan dengan plasma sel sambungannya di lubang tapisan. Pada tumbuhan Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir yang terdiri dari protein.
b. Sel Pengiring
Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae biasanya diikuti oleh sel parenkim khusus yang disebut sel pengiring. Sel itu terbentuk dari sel induk yang sama dengan sel pembuluh. Sel intuk itu membelah satu atau dua kali secara memanjang serta tidak sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel pengiring yang kecil. Dinding bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh biasanya tipis, penuh dengan plasmodesmata.Berbeda dengan sel pembuluh, sel pengiring ini tetap mempunyai nukleus pada waktu dewasa. Sel pengiring tidak dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga tidak ada pata protofloem Dicotyledoneae.
c. Parenkim Floem
Selain terdiri dari pembuluh dan selpengiring, floem juga mengandung sejumlah sel parenkim yang fungsinya serupa sel parenkim lainnya, misalnya sebagai penimbun lemak dan tepung. Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu jaringan pengangkut.
Seperti halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua macam bentuk parenkim sesuai dengan bentuk sel kambium yang membentuknya (fusiform atau jari-jari). Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim ini akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.
d. Serabut Floem
Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder. Serabut ini segera membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan memanjangnya.Umumnya penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose. Noktah yang terjadi sederhana. Serabut ini berfungsi sebagai penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim floem setelah sel pembuluh tidak berfungsi lagi.
C. Kambium
Gambar Kambium
Kambium adalah lapisan sel atau lapisan jaringan pada tumbuhan yang aktif membelah. Kambium terdapat di antara Xilem dan Floem.
a. Kambium Fasikuler (Kambium Primer).
Kambium ini terdapat di antara Xilem dan Floem pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.Khusus pada tumbuhan monokotil, kambium hanya terdapat pada batang tumbuhan Agave dan Pleomele.Kambium fasikuler ke arah dalam membentuk Xilem dan ke arah luar membentuk floem. Sementara ke samping membentuk jaringan meristematis yang berfungsi memperluas cambium. Pertumbuhan oleh cambium ini disebut pertumbuhan sekunder
b. Kambium Sekunder (Kambium gabus/ Kambium Felogen)
Kambium ini terdapat pada permukaan batang atau akar yang pecah akibat pertumbuhan sekunder. Kambium gabus ke arah luar membentuk sel gabus pengganti epidermis dan ke arah dalam membentuk sel feloderm hidup. Kambium inilah yang menyebabkan terjadinya lingkar tahun pada tumbuhan.
2.3 Sistem dan Tipe Jaringan Pengangkut
Gambar Berbagai Tipe Jaringan Pengangkut
Floem dan Xilem merupakan pasangan yang tidak pernah terpisah, selalu berkumpul bersama merupakan suatu jaringan dan arena fungsinya adalah sebagai pengangkut, maka jaringannya disebut barkas pengangkut. Jaringan pengangkut ini merupakan suatu sistem jaringan di dalam tumbuhan yang keaadannya tergantung pada tingkat pertumbuhan tumbuhannya. Akan tetapi mengenai jalan yang ditempuhnya yang umum adalah mengikuti poros bujur tumbuhan. Sistem jaringan ini disebut sistem jaringan berkas pengangkut.
Di dalam jaringan pengangkut, jaringan pengangkut hasil-hasil fotosintesis (floem) selalu dapat berdampingan dengan unsur-unsur pengangkut air dan garam-garam tanah (Xilem) atau salah satu diantaranya terletak mengelilingi unsur yang satunya lagi. Jaringan pengangkut umumnya mempunyai tiga tipe, yaitu:
1. Jaringan Pengangkut Kollateral
Gamabar tipe-tipe jaringan pengangkut
Adalah jaringan pengangkut dimana letak pembuluh kayu (Xilem) dan floem berdampingan. Ada 3 jaringan pengangkut kolateral, yaitu:
a. Kollateral Tertutup
Adalah diantara pembuluh kayu (Xilem) dan pembuluh tapis (floem) tidak terdapat kambium.
b. Kollateral Terbuka
Adalah terdapatnya kambium dalam jaringan ini yang berfungsi sebagai jaringan penghubung antara floem dan Xilem.
c. Bikollateral
Adalah terdapatnya dua kelompok, dan diantara dua kelompok itu terdapat satu strand Xilem. Kambium hanya terdapat diantara floem luar dengan Xilem sedang diantara Xilem dan floem tidak terdapat kambium.
2. Jaringan Pengangkut Konsentris
Gambar Jaringan Pengangkut Konsentris
Adalah jaringan pengangkut yang mempunyai kekhususan, bahwa salah-satu dari unsur jaringan pengangkut yang ada terletak di tengah-tengah, sedangkan unsur jaringan pengangkut lainnya mengelilingi unsur yang ditengah itu. Ada 2 jaringan pengangkut konsentris, yaitu:
a. Konsentris amphikribal
Dalam hal ini strand xilemnya berada di tengah-tengah, sedangkan strand floemnya mengelilingi strand Xilem tersebut.
b. Konsentris amphivasal
Merupakan kebalikan dari konsentris amphikribal. Disini strand floem terdapat di bagian tengah, sedangkan strand Xilem mengelilinginya.
3. Jaringan pengangkut radial
Gambar Jaringan Pengangkut Radial
Merupakan jaringan pengangkut dimana di dalam jaringan itu floem dan Xilem letaknya bergantian menurut susunan jari-jari lingkaran.
2.4 Cara Terbentuknya Jaringan Pengangkut
Permulaan terbentuknya jaringan pengangkut dalam tumbuhan banyak kaitannya dengan titik tumbuh primer. Jaringan titik tumbuh primer tersusun oleh sel-sel yang berbentuk sama. Letaknya dibelakang titik tumbuh yang melangsungkan pembelahan-pembelahan longitudinal, selanjutnya membentuk deretan kelompok.Pertumbuhan sel-sel tersebut adalah memanjang menurut poros bujur. Sel-sel ini disebut prokambium. Prokambium ini nantinya akan membentuk jaringan-jaringan pengangkut primer. Prokambium selanjutnya akan berkembang menjadi dua macam prokambium. Dalam hal prokambium ini kita mengenai prokambium pembentuk floem dan prokambium pembentuk Xilem.
Telah disinggung bahwa jaringan pengangkut primer itu terdiri dari pembuluh tapis (floem) primer dan pembuluh kayu (Xilem) primer. Dalam rangkaian terbentuknya floem primer dan juga Xilem primer kita mengenal adanya protophloem dan metaphloem, protoxilem dan metaxilem.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berfungsi untuk mengangkut zat-zat mineral ( zat hara dan air ) yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan kebagian-bagian lain untuk kelangsungan hidup tumbuhan.
a. Xilem (pembuluh kayu) adalah bagian dari jaringan pengangkut yang berfungsi untuk melangsungkan pengangkutan air dari dan zat-zat mineral (unsur hara) dari dalam tanah (melalui akar) ke daun.
b. Floem (pembuluh tapis) adalah bagian dari jaringan pengangkut yang berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan dari daun yang merupakan hasil fotosintesis ke seluruh bagian-bagian tumbuhan.
Tipe jaringan pengangkut pada jaringan ini terbagi menjadi tiga (3) tipe yaitu kollateral , konsentris, dan radial.
Cara terbentuknya jaringan pengangkut dimulai dari titik primer, dimana titik tumbuh primer tersusun oleh sel-sel yang berbentuk sama yang disebut prokambium, selanjutnya prokambium ini nantinya akan membentuk jaringan-jaringan pengangkut.
3.2 Saran
Untuk mengatahui lebih jelas mengenai model dan bentuk jaringan pengangkut ini sebaiknya diamati dengan menggunakan mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar, Salman. 2004. Biologi:Grafindo
google.com
Belum ada tanggapan untuk "Contoh Makalah Jaringan Pengangkut pada Tumbuhan"
Posting Komentar