Presiden B.J. Habibie memimpin pemerintahan Indonesia mulai dari tanggal 21 Mei 1998 sampai 20 Oktober 1999. Pengangkatanya sebagai Preisden Republik Indonesia ke 3 ini berawal dari penguduran diri Presiden Soeharto karena desakan masyarakat yang dipicu oleh terjadinya pergolakan dalam negeri yang sumber masalahnya adalah karena semakin terpuruknya perkonomian Negara Indonesia pada waktu itu. Satu hal yang perlu kita ingat bahwa nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika adalah berada pada kisaran Rp. 17.000 per 1 Dollar Amerika sungguh satu keadaan yang sangat memperihatinkan masyarakat Indonesia pada waktu itu. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika ini menjadi salah-satu fokus yang dihadapi dan diselesaikan oleh Presiden B.J. Habibie bersama Kabinet Reformasi Pembangunan yang dibentuknya. Hal ini dilakukan karena diyakini dengan meningkatkan daya tukar rupiah terhadap Dollar Amerika akan mampu untuk mendongkrak perkonomian Indonesia yang sedang terpuruk.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh Presiden B.J. Habibie untuk meningkatkan daya tukar rupiah terhadap Dollar Amerika ini, dan dari sekian banyak kebijakan yang diambil yang ternyata terbukti telah mampu memperbaiki kondisi perkonomian Indonesia ini dapat kita menarik beberapa kesimpulan :
1. Dahwa dasar-dasar kebijakan yang diambil oleh beliau adalah bahwa beliau mengambil tindakan yang murni untuk mendongkrak perekonomian rakyat Indonesia yang sedang terpuruk, tanpa ada unsur politik atau kepentingan pribadi yang terselubung dari kebijakan-kebijakanya itu, hal dapat kita petik dari salah-satu pidatonya yang terbukti dengan pidatonya yang sangat tulus ini telah mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat internasional untuk menanamkan kembali modalnya di Negara Indonesaia. Pada pidato itu Presiden B.J. Habibie mengatakan : “You should understand my background, I am tiny, animated man”. ''I am not a politican, I am not even interested in politics. And suddenly I had to take over''. Yang dapat kita artikan : ''Anda pasti memahami latar belakang saya, orangnya kecil, pria bersemangat''. “Saya bukan politisi, saya bahkan tidak tertarik pada politik. Dan tiba-tiba saya harus mengambil alih”.
2. Presiden B.J. Habibie yakin akan kemampuan ekonomi kerakyatan Indonesia dan tidak menganut paham ekonomi pasar.
Berlandaskan dasar pemikiran seperti di atas, Presiden B.J. Habibie mengeluarkan dan melakukan beberapa kebijakan untuk menguatkan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika khususnya dan meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia pada umumnya. Diantara kebijakan-kebijakan yang diambil Presiden B.J. Habibie tersebut adalah:
1. Tidak menaikan harga BBM dan TDL, dengan logika apabila BBM dan TDL dinaikan maka akan semakin sulit dijangkau masyarakat yang sedang dalam keadaan krisis. Beliau tetap memberikan subsidi terhadap BBM dan TDL walaupun berhadapan dengan tekanan dan intervensi dari IMF;
2. Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan dengan membentuk BPPN dan unit Pengelola Aset Negara;
3. Melikuidasi beberapa bank bermasalah;
4. Menyusun dan mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat;
5. Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah hutang luar negeri.
Itulah beberapa langkah kebijakan yang diambil Presiden B.J. Habibie untuk meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika. Dan ternyata langkah-langkah kebijakanya ini telahpun mampu menguatkan rupiah menjadi kisaran Rp. 7.000 berbanding USD 1. Yang pada akhirnya mampu membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik dari posisi krisis ekonomi dan moneter pada waktu itu.
Belum ada tanggapan untuk "Kebijakan Presiden B.J. Habibie untuk Menguatkan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika"
Posting Komentar